Jumat, 14 Oktober 2011

Indonesia Kedatangan Burung Pengembara dari Utara

Indonesia Kedatangan Burung Pengembara dari Utara Hewan memiliki adaptasi yang sangat bagus di setiap keadaan, tak terkecuali dengan burung terutama pada saat musim dingin tiba. Burung akan melakukan perpindahan tempat untuk mencari makan dan tempat istirahat sementara di lokasi beriklim tropis, salah satunya Indonesia.
Uniknya, saat para burung migran sudah mendapatkan lokasi yang banyak makanan, aman dari predator atau perburuan, mereka akan kembali setiap tahunnya di lokasi yang sama.
Dalam rilis yang diterima Tribunnews, Kamis (13/10/2011), jenis burung migrasi yang biasa datang ke Indonesia, antara lain Burung Pantai, Burung Elang, Burung Layang-layang, Burung Laut, bahkan Burung Hutan. Di Aceh 5000-an burung pantai teramati di Pesisir Pantai Syah Kuala. Di Sumatera Utara juga sudah mengamati lebih dari 2000 burung di Desa Pematang Lalang. Disamping itu, mereka berhasil mengamati burung pantai yang bertanda bendera warna pada kaki nya. Di Pantai Ketapang, Kalimantan, ratusan burung pantau teramati di lokasi ini.
Sedangkan di Yogyakarta ratusan burung pantai bisa diamati di Pantai Trisik. Pada September 2011, mereka berhasil menghitung lebih dari belasan ribu burung Layang-layang di tengah kota Jogja dalam satu malam. Di Purwokerto mengamati sekitar 50-an burung Layang-layang di Jatilawang dan Gerak Serayu. Lain halnya di Pengaron, Ungaran, Semarang, ribuan individu Elang migrasi terlihat saat musim migrasi balik.
Sedangkan di Serangan, Bali, ratusan burung pantai. Elang dapat diamati di Gunung Sega, Karang Asam.“Saya sudah mengamati burung migrasi dari tahun 2008, dan memang banyak catatan baru yang belum dikumpulkan oleh pengamat burung di Kalimantan”, ujar Abdurahman Alqadrie, salah satu pengamat burung di Ketapang, Kalimantan.
Beda lagi menurut Agus Nurza, pengamat burung dari Aceh, “Wah..dalam satu hari, kita bisa mengamati 5000-an burung. Melihat keantusiasan teman-teman pengamat burung, maka BurungNusantara sebagai jaringan pengamat burung lokal di Indonesia mengadakan kegiatan Pengamatan burung migrasi di Indonesia. Kegiatan ini hingga April tahun depan saat musim migrasi usai”, ujar Fransisca Noni dari BurungNusantara.
Selain mengamati setiap musim migrasi, kelompok burung lokal juga mengikuti kegiatan International World Migration Bird Day pada Mei 2011. Kegiatan ini tidak saja mengajak sesama pengamat burung, namun juga masyarakat dewasa, anak-anak, dan badan pemerintahan.Kelompok pengamat burung migran tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Di Pulau Sumatera, kelompok pengamat burung ‘Cicem Nanggroe’ terdapat di Aceh dan ‘Biologi Pencinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup-Biopalas’ yang terdapat di Medan. Kedua kelompok tersebut kerap mengamati jenis burung pantai.
Di Pulau Kalimantan, terdapat Kawan Burung Ketapang (KBK)- Sekte Penyelamat Burung (SPB)’ yang mengamati burung pantai. Di Pulau Jawa, terdapat Kelompok Pengamat Perbesar FotoBurung ‘Nycticorax ’ dari Universitas Negeri Jakarta dari Jakarta yang beberapa waktu lalu menginisiasi pengamatan burung elang dan burung hutan. Sedangkan dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Paguyuban Pengamat Burung Jogja mengamati burung pantai, burung elang, dan burung layang-layang.
Selanjutnya dari Purwokerto terdapat kelompok pengamat burung ‘Biodiversity Society’ yang mengamati burung elang dan burung layang-layang. Dari Semarang, Bird Study Club Biology Universitas Negeri Semarang mengamati burung elang dan ‘Kokokan Bali’ dari Bali kerap mengamati burung pantai dan elang.
Melanjutkan World Migration Bird Day 2011 di Indonesia, Burung Nusantara kembali menggelar pengamatan burung migrasi. Masing-masing pengamat burung lokal akan melakukan pengamatan burung di daerah masing-masing. Selain mengajak para pengamat burung di lokasi lain dan masyarakat untuk mengamati jenis dan menghitung burung, mereka pun diajak untuk menjaga lingkungan agar setiap tahun dapat melihat kelompok burung migrasi.

sumber:http://id.berita.yahoo.com/indonesia-kedatangan-burung-pengembara