Yue Yue bocah yang berusia 2 tahun menjadi korban tabrak lari di pasar grosir di China selatan kemungkinan akan tetap dalam keadaan koma, menurut dokter senior di rumah sakit yang merawatnya.
Kejadian ini membangkitkan kemarahan orang-orang di China dan di seluruh dunia pada hari Selasa (18/10), menimbulkan tanda Tanya besar apakah keajaiban ekonomi China telah membuat hilangnya moral dalam kebangkitannya.
Yue Yue dibiarkan tergeletak di jalan oleh 18 orang yang lewat setelah akhirnya ditolong dan diselamatkan oleh orang ke-19 kini tetap dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif rumah sakit militer Guangzhou jantung industri Guangdong China.
Kepala bedah saraf rumah sakit, dikutip oleh surat kabar harian lokal Guangzhou, mengatakan bahwa Yue Yue menderita cedera parah di kepala dan sedang koma, hanya mampu bernapas dengan bantuan ventilator.
LIHAT JUGA BERITA
Wang Weiming, kepala departemen bedah saraf di rumah sakit militer Guangzhou, mengatakan Yue Yue menunjukkan tidak ada gejala perbaikan dan sangat tidak mungkin untuk memulihkan kemampuan mentalnya.
"Pasien in masuk kriteria kematian otak," tambahnya, "tapi tubuhnya relatif masih memiliki refleks nyeri, sehingga dia tidak dapat dinyatakan sebagai mati otak."
Orang tua gadis itu, yang memiliki sebuah kios kecil di pasar grosir dekat Foshan, di mana insiden itu terjadi, berjaga bergantian di samping tempat tidur putri mereka, dengan harapan bahwa ia bisa sembuh.
Ibu gadis itu, bernama Nyonya Qu, mengatakan ia pindah ke Foshan pada tahun 2003 untuk memulai usaha dan menyewa apartemen disana.
Pasangan kelas menengah ini mengatakan mereka telah dibanjiri panggilan dukungan dan menawarkan sumbangan untuk perawatan medis putri mereka, tetapi ia menolak tawaran, mengatakan mereka "sangat menghargai" tapi tidak diperlukan.
Orang tua Yue Yue menghindar menyuarakan perasaan mereka atas insiden itu, mengatakan mereka hanya ingin fokus pada pemulihan Yue Yue, tetapi kakeknya,Tuan Wang mengaku dalam surat kabar setempat bahwa dia "membenci orang berdarah dingin yang lewat."
Ia menambahkan bahwa ia mengenal setidaknya satu orang yang lewat tersebut. "Saya ingin memukulnya, tapi akhirnya saya menahan diri," katanya seperti dikutip di harian Southern Metropolis.
Kisah Yue Yue menyentuh kemarahan jutaan orang di China dan di seluruh dunia.
Di China, laporan video insiden itu tonton lebih dari 2 juta orang di internet dalam waktu 24 jam dan pada Sina Weibo (versi Twitter China) menarik 4,4 juta komentar pada periode yang sama, diselenggarakan di bawah slogan "akhiri sikap berdarah dingin."
Dengan cerita tadi malam tampaknya telah memicu kampanye nasional pada Sina Weibo dibawah spanduk "Tolong Hentikan Apatisme" yang merupakan topik panas nomor satu, dengan ribuan posting menyerukan untuk kembali ke kesadaran moral di China.
"Tragedi Yue Yue tidak boleh terulang, moralitas seharusnya tidak hilang, kita harus memiliki hati nurani. Mulai hari ini, tawarkan bantuan untuk mereka yang membutuhkan anda, karena merawat orang lain adalah membantu diri sendiri," kata panggilan untuk perubahan itu.
Diskusi publik bahkan mencapai halaman Harian Rakyat, corong Partai Komunis China yang biasanya tetap menjaga jarak dari perdebatan massal yang mencuat di papan diskusi internet China.
"Meskipun menyelamatkan orang selalu membawa 'masalah,' namun, mengabaikan orang sekarat atau bahkan membantu tindakan jahat dengan kelalaian adalah merobek dasar etika masyarakat dan melunturkan rasa belas kasih yang mendalam dalam jiwa masyarakat," tulis kolumnis senior, Li Hongbing.
Orang yang mendapat pujian dunia karena menyelamatkan Yue Yue adalah Chen Xianmei (58) yang dikatakan bekerja sebagai pembantu di siang hari dan menambah penghasilan dengan mengumpulkan sampah untuk daur ulang pada malam hari.
Orang tua Yue Yue yang difoto bertemu wanita itu, membungkuk 'hormat' - sebuah ekspresi publik untuk berterima kasih bahwa dia telah berhenti untuk membantu putri mereka ketika begitu banyak orang berjalan mengabaikannya.
Wanita itu berkata dia tidak berpikir tentang risiko penuntutan berbahaya ketika dia turun tangan untuk membantu Yue Yue - alasan yang beredar secara luas di China mengapa 18 orang lainnya tidak berhenti untuk menolong.
Dia mengatakan kepada wartawan ia telah menemukan Yue Yue dengan satu mata tertutup dan satu mata lainnya terbuka menatapnya dan bergegas mencari ibunya. "Saya tidak berpikir saya mendapatkan masalah apapun saya tidak berpikir begitu banyak. Saya hanya ingin menolongnya," katanya, sebelum kembali bekerja
Yue Yue Meninggal Dunia
Wang Yue atau lebih dikenal dengan panggilan Yue Yue, Bocah perempuan berusia 2 tahun di China yang dua kali terlindas mobil dan diabaikan oleh 18 orang yang lewat, akhirnya meninggal dunia.
Ketika dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma, para dokter sudah mengatakan kecil kemungkinan Yue Yue bisa pulih kembali. Seorang juru bicara rumah sakit di provinsi Guangdong mengatakan anak perempuan meninggal karena 'gagalnya sistem organ tubuh' dan menambahkan tidak ada biaya yang dikenakan dalam upaya menyelamatkannya.
Kematian Yue Yue menjadi topik yang hangat di Weibo - situs jejaring sosial China dan sejumlah orang mengungkapkan kesedihan maupun kemarahan atas insiden yang menimpanya.
"Selamat jalan Wang Yue kecil. Di surga tidak ada mobil," tulis seorang anggota Weibo.
“Saya berharap malaikat kecil ini, yang dibuang oleh masyarakat, jadi alarm tentang betapa pentingnya pendidikan moral,” tulis seorang blogger.
“Semoga kamu bisa menemukan cinta di surga. Dunia ini disesaki dengan apatisme,” tulis blogger lainnya.
Sementara itu pemerintah provinsi Guangdong sedang mempertimbangkan undang-undang yang mengharuskan seseorang membantu orang yang jelas sedang berada dalam keadaan bahaya. Beberapa komentar di internet menentang gagasan itu dan ada yang mengatakan kalau mereka membantu maka kemudian mereka yang dituduh bertanggung jawab